FIG. 11.17
Dalam analisis rangkaian listrik, selain sumber tegangan dan arus bebas, dikenal juga sumber terkendali (controlled sources). Sumber ini tidak memiliki nilai tetap, melainkan nilainya tergantung pada besaran lain dalam rangkaian, seperti tegangan atau arus di titik tertentu. Controlled sources terbagi menjadi empat jenis, yaitu VCVS (Voltage-Controlled Voltage Source), VCCS (Voltage-Controlled Current Source), CCVS (Current-Controlled Voltage Source), dan CCCS (Current-Controlled Current Source). Rangkaian dengan controlled sources banyak digunakan dalam model komponen aktif seperti transistor dan op-amp. Melalui simulasi, pemahaman mengenai cara kerja dan pengaruh controlled sources terhadap rangkaian dapat diamati lebih jelas, serta membantu dalam merancang dan menganalisis sistem elektronika yang kompleks.
- Melengkapi tugas mata kuliah elektronika yang ditugaskan oleh Bapak Darwison, M.T.
- Memahami konsep dan prinsip kerja dari sumber tegangan terkendali (controlled voltage sources) dalam rangkaian listrik.
- Menganalisis pengaruh resistor terhadap tegangan output.
- Membandingkan besar tegangan input dan tegangan output.
A. Alat
1) Instrument
a. Oscilloscope
Osiloskop adalah alat ukur elektronik yang digunakan untuk menampilkan dan menganalisis bentuk gelombang sinyal listrik secara visual pada layar dalam bentuk grafik tegangan terhadap waktu.
Spesifikasi :
Pin Out :
2) Probe
a. Voltage
Probe voltage adalah alat atau komponen dalam sistem pengukuran listrik/elektronika yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur tegangan pada titik tertentu dalam rangkaian.
Spesifikasi :
Tegangan Maksimum: 300V – 1000V (tergantung kategori keselamatan: CAT II/III).
Bandwidth: 10 MHz – >500 MHz (untuk osiloskop).
Attenuation Ratio: 1:1 atau 10:1 (peredam sinyal).
Input Resistance: Umumnya 10 MΩ.
Input Capacitance: Sekitar 10–20 pF.
Konektor: BNC (osiloskop), banana plug/needle (multimeter).
3) Generators
a. Genarator Sinus
Generator sinus adalah alat yang menghasilkan sinyal berbentuk gelombang sinusoidal, yaitu gelombang halus dan berulang yang umum ditemui dalam sistem listrik AC dan komunikasi. Generator sinus berbentuk gelombang sinusoidal secara periodik. Gelombang sinus adalah bentuk sinyal analog paling dasar dan sangat penting dalam dunia teknik elektro, terutama dalam bidang elektronika analog, komunikasi, dan sistem tenaga listrik.
Spesifikasi :
Frekuensi: 1 Hz – 1 MHz (umum)
Amplitudo: 0 – 10 Vpp (dapat diatur)
THD: < 1% (distorsi rendah)
Kontrol: Potensiometer/manual atau digital
Sumber daya: DC (5V/12V) atau AC 220V
IC umum: XR2206, ICL8038, op-amp (Wien Bridge)
Aplikasi: Pengujian audio, osiloskop, eksperimen sinyal
B. Bahan
1) Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm.
Spesifikasi dari Resistor adalah resistansinya
dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien
suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan ke
dalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Spesifikasi :
Resistor adalah komponen elektronika pasif
yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi
sebagai penghambat arus listrik. Bila kita menginginkan arus yang besar maka
kita pasang resistor yang nilai resistansinya kecil, mendekati nol atau sama
dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi
dibatasi. Resistor berfungsi sebagai
Penghambat arus listrik, Sebagai tahanan arus listrik agar listrik yang
melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di dalam tubuh resistor
menjadi di perkecil apabila resistansinya besar, Sebagai tahanan arus listrik
agar listrik yang melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di
dalam tubuh resistor menjadi di perkecil apabila resistansinya besar.
2) Operational Amplifier (Op-Amp)
Op-Amp (Operational Amplifier) adalah penguat tegangan (voltage amplifier) yang memiliki penguatan sangat tinggi, digunakan untuk memperkuat sinyal analog, melakukan operasi matematika (seperti penjumlahan, pengurangan, integrasi, dan diferensiasi), serta sebagai komponen inti dalam berbagai rangkaian elektronik analog. Op-amp biasanya dikemas dalam bentuk IC (Integrated Circuit) seperti IC 741, dan memiliki dua input (inverting dan non-inverting) serta satu output.
Spesifikasi :
Pin Out :
A. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu
rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.
Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=I R).
Simbol :
Cara menghitung nilai resistansi
resistor dengan gelang warna:
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang pertama
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang kedua
Masukkan angka langsung dari kode
warna gelang ketiga
Masukkan jumlah nol dari kode
warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)
Rumus :
B. Op-Amp
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC
Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri
dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi
dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan)
yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp
atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.
Op-Amp memiliki beberapa
karakteristik, di antaranya:
Penguat tegangan tak berhingga
(AV = ∼)
Impedansi input tak berhingga
(rin = ∼)
Impedansi output nol (ro = 0) d.
Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
Tegangan offset nol pada tegangan
input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Kurva Karakteristik I/O
Rangkaian Dasar Op-Amp
Controlled Sources
Penguat operasional (op-amp) dapat
digunakan untuk membentuk berbagai jenis sumber terkendali. Dalam sistem ini,
tegangan atau arus masukan digunakan untuk mengendalikan tegangan atau arus
keluaran. Jenis sambungan seperti ini cocok digunakan dalam berbagai rangkaian
instrumentasi.
Voltage-Controlled Voltage Source
Bentuk ideal dari sumber tegangan yang
dikendalikan oleh tegangan masukan Vi ditunjukkan pada Gambar 11.16, di mana
tegangan keluaran 𝑉𝑜 bergantung pada tegangan masukan
dikalikan dengan suatu faktor skala 𝑘. Rangkaian seperti ini
dapat dibangun menggunakan op-amp, seperti yang diperlihatkan pada Gambar
11.17. Dua versi rangkaian ditampilkan: satu menggunakan input inverting, dan
satu lagi menggunakan input non-inverting. Untuk konfigurasi Gambar 11.17a,
tegangan keluarannya mengikuti rumus:
sedangkan Gambar 11.17 b
menghasilkan rumus:
Inverting Amplifier
Bentuk Gelombang Kurva Karakteristik I/O
Non Inverting Amplifier
Bentuk Gelombang Kurva Karakteristik I/O
Jawab:
A. Prosedur
1) Rangkaian 11.17 a
- Buka aplikasi proteus.
- Pilih komponen yang diperlukan dalam rangkaian, seperti op-amp (741), generator sinus, resistor, ground dan lain-lain.
- Susunlah komponen seperti pada gambar rangkaian 11.17 a lalu hubungkan tiap komponen menggunakan wire (kabel).
- Pasang probe voltage untuk menghitung besar tegangan input dan tegangan output.
- Jalankan simulasi dan amati gelombang input dan output
- Buka aplikasi proteus.
- Pilih komponen yang diperlukan dalam rangkaian, seperti op-amp (741), generator sinus, resistor, ground dan lain-lain.
- Susunlah komponen seperti pada gambar rangkaian 11.17 b lalu hubungkan tiap komponen menggunakan wire (kabel).
- Pasang probe voltage untuk menghitung besar tegangan input dan tegangan output.
- Jalankan simulasi dan amati gelombang input dan output.
B. Simulasi Rangkaian dan Prinsip Kerja
1) Rangkaian 11.17 a
2) Rangkaian 11.17 b
Tegangan input Vin sebesar 1mV
diberikan langsung ke kaki non-inverting (+), sedangkan umpan balik negatif
diberikan dari output ke kaki inverting (–) melalui jaringan resistor, yaitu R1
(1kOhm) dan Rf(10kOhm). Op-amp akan menyesuaikan tegangan output sedemikian
rupa sehingga tegangan di kaki inverting (–) sama dengan tegangan di kaki
non-inverting (+). Karena itu, tegangan output akan mengikuti input dengan
rumus Vo = (Rf/R1+1).Vi sehingga Vo = (10k/1k + 1).0,001 = 0,011 Volt. Tidak
seperti konfigurasi inverting, output di sini tidak mengalami pembalikan fasa
terhadap input. Tegangan output naik seiring naiknya tegangan input. Rangkaian
ini digunakan saat dibutuhkan penguatan tegangan tanpa perubahan polaritas,
seperti pada buffer sinyal, penguat sensor, dan rangkaian kendali tegangan.
Download Rangkaian 11.17 b [klik disini]
Komentar
Posting Komentar